Thursday, July 28, 2005

Gempa Bumi, Tsunami Timbulkan Rekahan, Longsoran Besar Di Dasar Laut

JAKARTA--MIOL: Gempa dan tsunami pada 2004 yang memporak-porandakan daerah Aceh dan Nias telah mengakibatkan longsoran dan rekahan (rupture) dalam skala besar.

Hal itu yang menyebabkan gempa susulan dalam skala kecil.

Menurut Yusuf S Djajadihardja, Direktur Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), kondisi seperti itu yang menyebabkan munculnya gempa susulan dalam skala kecil.

"Akibat gempa dahsyat sebesar 9,3 pada skala Richter di Aceh dan 8,7 di Nias bukan hanya membuat kerusakan di darat tetapi juga di dasar laut. Di dasar laut telah terjadi retakan karena dasar laut ada yang naik dan turun dan membuat patahan sehingga terjadi deformasi," kata Yusuf pada seminar bertema Indonesian Earthquake and Indian Tsunami 26th December 2004 yang diselenggarakan BPPT dan JAMSTEC (Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology) di Jakarta, Senin.

Menurut Yusuf, hal itu dibuktikan setelah para peneliti dari Indonesia dan Jepang melakukan pelayaran untuk melakukan penelitian selama setengah bulan. Hasilnya telah menemukan bukti-bukti daerah rekahan yang mengindikasikan pusat gempa.

Selain itu tim survei juga telah memetakan dan merekam daerah-daerah dasar laut yang mengalami longsoran dalam skala besar.

Penelitian bersama Jepang dan Indonesia yang menggunakan kapal Natsushima dilaksanakan di sekitar laut Aceh dan Sumetera Utara.

Misi survei kelautan itu dibagi dua tim yaitu tim peneliti laut dalam dan tim peneliti yang bergerak di darat untuk melihat kerusakan dan bukti-bukti ilmiah yang terjadi.

Kapal juga dilengkapi peralatan seismik refleksi atau peralatan untuk memetakan struktur lapisan, multibeam untuk memetakan topografi bawah laut, pemasangan Ocean Bottom Seismeter(OBS) untuk mengukur gempa susulan dan kamera bawah laut untuk melihat visualisasi langsung permukaan dasar laut di daerah Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumut.

Yusuf menambahkan, mengenai datangnya gempa dan tsunami sampai sekarang belum bisa diprediksi. Namun juga diprediksi gempa basar akan terjadi lagi tetapi tak tahu akan terjadi di mana.

"Berdasarkan prediksi para ahli gempa bumi yang besar di lokasi yang sama mempunyai periodik panjang dan bisa membutuhkan waktu 200 tahunan," katanya.

Namun, kata Yusuf, berdasarkan pengalaman gempa dan tsunami di Aceh yang besarnya 9,3 pada skala Richter seharusnya tidak ada gempa besar susulan, karena energi besar telah dilepaskan. Tetapi ternyata muncul lagi gempa 8,7 pada skala Richter di Nias.

"Hal itu tak pernah diprediksi sebelumnya," katanya.

Menurut Yusuf, Indonesia sekarang telah melakukan persiapan untuk menerapkan early warning system.

"Oleh karena itu perlu terus sosialisasi kepada masyarakat bagaimana menghadapi gempa dan tsunami," katanya.


Tuesday, July 26, 2005

catatan pulang kampung

Pulang ke Gunungsitoli adalah keinginan terbesarku
sejak bencana itu datang. Ingin melihat dan merasakan
seperti apa hidup yang dijalani oleh sebagian
keluarga, kerabat, sahabat dan kenalan yang tersisa.
Mencoba untuk hidup normal dalam kondisi yang tidak
normal. Gempa trus mengintai tak kenal kata-kata
istirahat, pagi siang atau malam, membuatku berkata
pada diri sendiri bahwa aku harus tetap berdiri tegak,
bertahan dan berjuang untuk satu harapan akan hari
esok yang menjanjikan.
Semua orang bertanya padaku mengapa aku begitu bodoh
mau datang ke kota ini dalam situasi seperti ini.
Dengan sebuah senyum aku menjawab jika aku mencari
paket wisata yang menawarkan kondisi dan pengalaman
yang mendebarkan seperi ini, aku tidak akan pernah
mendapatkannya. Aku hanya bisa bercerita tanpa pernah
bisa melihat dan merasakan kehidupan seperti apa yang
dijalani di Nias. Aku dengan bangga bisa berkata pada
setiap orang yang aku temui bahkan menceritakannya
pada anak cucuku bahwa kami tetap survive dalam
kondisi tdk normal ini, mengubahnya menjadi kondisi
normal. Kami sendirilah adalah stabilizernya bukan
orang lain. bagiku hidup akan terus berputar di
manapun aku berada, dalam kondisi apapun dan sesulit
apapun.
Pemandangan yang kudapatkan pertama kali saat aku
mendarat di Binaka, bandara udara Gunungsitoli adalah
tenda-tenda, mobil-mobil bantuan dan orang-orang luar
yang datang di kota ini.
Kedatanganku kalo ini di kota ini sangat jauh berbeda
dengan sebelumnya. Bukan untuk berlibur atau untuk
bertemu keluarga, kerabat dan sahabat tapi untuk
membantu keluargaku keluar dari semua ini.
Meriam dan Mulyani adalah dua saudara sepupuku yang
kehilangan kedua orang tua dan seorang adik berumur 10
tahun. Umur mereka baru 19 tahun tanpa banyak
pemahaman, pengalaman dan pergaulan membuat mereka
akan sulit untuk menerima kondisi ini. Aku sabagai
kakak, wajib memberikan mereka pengertian, dukungan
dan bantuan untuk bisa melalui semua ini. Aku sering
berkata pada mereka berdua semua ini adalah yang
terbaik dariNya. Orang tua mereka sudah menjalankan
tugas dengan sangat baik, dan mission complete.
Qta…tugas qta blom selesai, masi banyak yang harus
kita lanjutkan dan kerjakan. Qta hidup dalam kondisi
yang tidak normal, qta harus membuatnya menjadi
normal. Tidak perlu menyesali dan menangisi apa yang
sudah terjadi dan mengkhawatirkan apa yang akan
terjadi besok atau masa yang akan datang karena tidak
akan mengembalikan semuanya ataupun membuat semuanya
menjadi baik. Yang perlu kita lakukan adalah bangkit
berdiri, beraktivitas seperti biasa, menjalani
semuanya dengan senyum adan ucapan syukur, dengan
demikian perjalanan ini akan menjadi ringan. Semua
berpulang pada cara kita memandang, menjalani dan
membuatnya menjadi menyenangkan dan menikmatinya.
Dan Gunungsitoli yang ada dihadapanku saat ini adalah
Gunungsitoli yang tidak pernah aku lihat sebelumnya.
Sangat berbeda dengan Gunungsitoli yang aku lihat
sebelumnya, yang terekam dalam sudut memori otakku
yang paling dalam. Gunungsitoli kini bagaikan kota
gersang dan tak terurus. Bangunan-bangunan yang dulu
berdiri tegak kini sudah luluh lantah, membebaskan
tiang-tiang dari tugasnya menyangga bangunan,
dinding-dinding dari tugas membungkus penghuninya
meninggalkan tanah seorang diri tanpa beban di atasnya
lagi. Bongkahan-bongkahan balok slof, besi-besi yang
dulunya menjadi tiang rumah kini terduduk diam dan
berkarat, pecahan-pecahan bangunan,tenda-tenda yang
kini menjamur dari kota hingga pelosok-pelosok,
jalanan yang rusak dan berkubang, beko dan buldozer
yang berdiri gagah di atas runtuhan rumah debu yang
menari indah menjadi pemandangan sehari-hari di kota
ini. Senyuman, tawa dan teriakan anak-anak yang
bergerombolan pulang dan pergi ke sekolah menghiasi
kekeringan kota ini. Kesibukan orang-orang berseragam
sekolah dan dinas menghidupkan suasana dan aktivitas
kota.Sungguh ironis.
Meskipun kota ini sudah tidak tertata lagi, namun
semangat dan senyuman warga yang berjuang memulai
hidup baru membuatku terkesima sekaligus terenyuh
Selama ini kita hanya mendengar tanpa bisa melihat dan
merasakannya, kita hanya tau yang menyenangkan saja,
tanpa pernah tau kesedihan, kesusahan serta perjuangan
orang lain.
Aku bertanya pada diriku kapan kota ini akan kembali
seperti dulu?
Kapan gempa ini akan berhenti menari di bawah tanahku?
Kapan ketakutan dan kecemasan akan bahaya tsunami akan
berganti dengan senyum lega?
Tak ada jawaban dariNya, hanya ada suara alam tanpa
bisa kuartikan dengan kata-kata.




Monday, July 25, 2005

Tsunami Alert yang bikin panic

Senin, 25 Juli 2005, 01:58 WIB -Berita Umum-
Gempa Tektonik 6.6 SR Mengguncang Banda Aceh
Sumber : AirPutih


Banda Aceh - NAD. Minggu (24/7) dua kali gempa tektonik terasa di Banda Aceh. Menurut data dari Badan Meteorologi dan Geofisika gempa tektonik yang pertama pada pukul 05.53 WIB. Gempa pertama ini berpusat di laut pada koordinat 4.65 LU 94.9 BT dengan kedalaman 30 Km. Meskipun jarak pusat gempa 110 Km Barat Daya Banda Aceh getaran gempa terasa dan tercatat II MMI di Banda Aceh. Seperti yang disampaikan oleh Aris Bangun Aji, ada satu rekan dari tim AirPutih yang masih tertidur lelap dan langsung bangun lari ke bawah saat merasakan gempa 5 Skala Richter pagi kemarin.

Pukul 22.42 WIB, Minggu (24/7) gempa kembali mengguncang kota Banda Aceh. Cukup besar, gempa tektonik dengan kekuatan 6.6 Skala Richter berpusat di laut dengan kedalaman 33 Km. Posisi pusat gempa pada koordinat 7.9 Lintang Utara 92.1 Bujur Timur jauh dari kota Banda Aceh tepatnya 435 Km Barat Laut Banda Aceh. Meskipun jauh namun getaran terasa sampai III MMI (Modified Mercally Intensity) di Banda Aceh. Gempa ini sempat dirasakan oleh tim AirPutih saat di warung kopi di Seutui. Pengunjung warung kopi menghentikan sejenak semua aktivitasnya begitu terjadi gempa kemarin malam. Setelah gempa selelsai aktivitaspun dimulai lagi, namun beberapa pengunjung pergi pulang untuk memeriksa kondisi keluarga dan rumahnya.

Sementara itu akibat gempa tektonik 6.6 Skala Richter menyebabkan kantor PBB di Banda Aceh telah mengeluarkan tsunami alerts kepada kantor PBB di Nias. UN Camp Gunung Sitoli Kabupaten Nias sempat kosong ditinggal mengungsi ke Puri Lestari. Menurut Lukman F Yusuf tim Airputih di Gunung Sitoli, meski tidak ikut merasakan gempa karena prosedur dari PBB dan ada tsunami alerts dari kantor PBB Banda Aceh tak urung semua orang yang berada di tenda dibangunkan untuk segera mengungsi ke daerah yeng lebih tinggi. Sekitar 10 mobil beriringan menuju ke Puri Lestari dalam waktu 10 menit. Namun bahaya yang ditakutkan juga tidak kunjung datang perasaan lega dan rasa syukur menemani mereka saat pulang ke tenda PBB.

Note :
Gara-gara 10 mobil lari ketakutan menuju Puri Lestari, warga Gunungsitoli menjadi panik hingga ga bisa tidur hingga pukul 3.00 pagi. Gempa terjadi pukul 22.42, tapi tsunami alert di Nias justru pukul 1.00-an. Aneh bukan??? Seharusnya tsunami hanya berkisar 20 menit dari waktu terjadinya gempa dan semestinya peringatan bahaya tsunami dikeluarkan 10 menit setelah gempa. Inilah akibatnya kalo peringatan bahaya tsunami simpang-siur.

Sunday, July 03, 2005

Doa Untuk Para Orang Tua

Terima kasih Bapa atas kedua orang tua kami.
Terima kasih Bapa atas penyertaan mereka selama hidup kami sampai hari ini.
Terima kasih Bapa atas jerih payah mereka siang dan malam untuk kami.
Terima kasih karena telah mengajarkan kami untuk mengenalkan siapa Engkau kepada kami.
Sekarang mereka sudah menjadi tua dan membutuhkan pertolongan serta perhatian kami.
Mungkin selama ini mereka mengalami kesedihan dan keputusasaan dalam mendidik kami.
Tapi karena cintanya yang begitu besar tidak dirasakannya semua itu.
Ya Bapa, Engkaulah Bapa bagi semua orang tua , Lindungilah orang tua kami dalam masa tua mereka.
Ajarilah kami sebagai anak-anak muda untuk menghormati orang tua kami.
Didiklah kami bagaimana harus bersikap hormat dan patuh kepada mereka.
Ajarilah kami menerima orang tua kami dengan sepenuh hati seperti kami menerima Engkau.
Dalam nama Mu ya Yesus kami berdoa dan mengucap syukur.
AMIN

Iklan Lowongan Kerja Jadul

SIAPA TAHU ADA JANG BOETOEH….hehehe
*PENGOEMOEMAN !!!

DAG INLANDER,.....HAJOO URANG MELAJOE,...KOWE MAHUKERDJA???
GOVERNEMENT NEDERLANDSCH INDIE PERLU KOWEOENTOEK DJADI BOEDAK ATAOE TJENTENK DI PERKEBOENAN-PERKEBOENAN ONDERNEMING KEPOENJAAN GOVERNEMENT NEDERLANDSCH INDIEDJIKA KOWE POENYA SJARAT DAN NJALI BERIKOET:
1. Kowe poenja tangan koeat dan beroerat
2. Kowe poenja njali gede
3. Kowe poenja moeka kasar
4. Kowe poenja tinggal di wilajah Nederlandsch Indie
5. Kowe boekan kerabat dekat pemberontak-pemberontakataoepoenmaling ataoepoen mereka jang soedah diberantas liwatactie politioneel.
6. Kowe beloem djadi boedak nederlander ataoepoenondernemer ataoe toeantanah ataoe baron eropah.
7. Kowe maoe bekerdja radjin dan netjes.

KOWE INLANDER PERLOE DATANG KE RAWA SENAJAN DISANAK OWE HAROES DIPILIH LIWAT DJOERI-DJOERI JANG BERTOEGAS:
1. Keliling rawa Senajan 3 kali
2. Angkat badan liwat 30 kali
3. Angkat peroet liwat 30 kali

Kowe mesti ketemoe Mevrouw Shanti, Meneer Tomo en Meneer Atmadjaja Kowenanti akan didjadikan tjentenk oentoek di Toba, Buleleng, Borneo, Tanamera, Batam, Soerabaja, Bataviaen Riaoeeiland.

Governement Nederlandsch Indie memberi oepah :
1. Makan 3 kali perhari dengan beras poetih dari Bangil
2. Istirahat siang 1 uur.
3.Oepah dipotong padjak Governement 40 percent oentoekwang djago.
Haastig kalaoe kowe mahoe..

Pertanggal 31 Maart 1889
Niet Laat te Zijn Hoor..
Batavia1889
Onder de naam van Nederlandsch Indie Governor Generaal
H.M.S Va n den Bergh S.J.J de Gooij


*Iklan ini benar-benar asli kutipan dari koranbertahun 1889 diambil diperpustakaan nasional.